Apa Itu Design Thinking?
Design Thinking adalah proses berulang dimana kita berusaha memahami pengguna, menantang Opini, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin Tak langsung terlihat dengan tingkat awal pemahaman kita. Design Thinking merupakan proses pemecahan masalah dengan pendekatan “human centered” yang berfokus Kepada menghasilkan kelayakan teknologi dan kelayakan ekonomi dari sudut pandang pelanggan.
Ide dasarnya adalah menanyakan apa yang sebenarnya dirasakan dan diinginkan konsumen. Design thinking Mempunyai konsep dengan pemikiran inovatif dengan Menonton permasalahan dari sudut pandang pengguna serta pengembangan ide. Design thinking Tak hanya diaplikasikan pada produk atau jasa, Tetapi juga kepada Penemuan bisnis dan model bisnis.
Tujuan Design Thinking
Design thinking berfungsi Kepada menemukan solusi terbaik dan Betul sasaran dengan tujuan agar kebutuhan bisnis serta pelanggan terpenuhi. Pada dunia bisnis, design thinking Berfaedah Kepada memberikan berbagai solusi yang Dapat dipilih Kepada melancarkan kegiatan operasional, mendatangkan pengembalian investasi (ROI), menemukan solusi Kepada pelanggan, melakukan penghematan serta efisiensi sumber daya, dan lai-lain. Pada intinya, design thinking Berfaedah Kepada memajukan dan mengembangkan bisnis ke arah yang lebih Bagus.
Elemen dalam Design Thinking
1. User-Centered
Berfokus pada pengguna dalam melakukan design thinking sangat Krusial. Dalam hal ini, segala solusi yang dihasilkan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna. Terutama dalam upaya menyelesaikan masalah yang dihadapi user.
Dalam hal ini, empati menjadi dasar yang Tak Dapat diabaikan dalam design thinking. Designer harus memahami masalah yang dihadapi user sebelum menciptakan produk Kepada menghasilkan solusi sesuai kebutuhan user.
2. Iteratif
Proses dalam design thinking dilakukan secara iteratif. Iteratif berarti memungkinkan adanya pengulangan. Proses design thinking akan Lalu diulang hingga menemukan solusi terbaik yang dapat menyelesaikan masalah user.
3. Kreativitas yang Tinggi
Dalam design thinking, Anda Mempunyai kebebasan Kepada mengembangkan ide kreatif guna menghasilkan solusi terbaik. Designer harus Bisa Menonton dari perspektif pengguna dan mencari solusi kreatif yang baru Kepada menyelesaikan masalah pengguna.
4. Pengujian Secara Langsung
Design thinking Tak hanya berfokus pada teori atau sketsa semata, tetapi Anda juga harus Membangun prototype Kepada dilakukan pengujian langsung guna mengetahui efektivitas produk sebelum diluncurkan. . Prototype berfungsi sebagai alat Kepada mendapatkan feedback dari pengguna. Dengan demikian, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan Bagus.
Ciri Design Thinking
Ciri Design Thinking berfokus pada pendekatan kreatif dan inovatif Kepada memecahkan masalah dengan memahami kebutuhan pengguna secara mendalam, oleh karena itu, mari kita simak Serempak poin-poin Krusial yang harus diperhatikan.
1. Berbasis Solusi atau People-Centered
Design Thinking menempatkan kebutuhan pengguna sebagai Pusat perhatian Istimewa, menjadikannya alat Krusial dalam mengidentifikasi tantangan Insan dan memberikan solusi yang efektif. Pendekatan ini mendorong pemikiran konstruktif dan solusi berbasis eksperimen, sebagaimana dijelaskan oleh Bryan Lawson, yang menyatakan bahwa desainer cenderung lebih berorientasi pada solusi dibandingkan ilmuwan.
2. Hands-On
Design Thinking melibatkan pembuatan prototipe Kepada menguji ide secara Konkret. Bisnis yang Tak menerapkan metode ini, seperti banyak coffeeshop serupa di kota-kota besar, seringkali gagal menciptakan produk yang Betul-Betul solutif dan berbeda di pasar yang kompetitif.
3. Highly Creative
Design Thinking menekankan kreativitas dalam menciptakan solusi baru yang inovatif dan menarik bagi pengguna. Solusi yang Tak menawarkan kebaruan cenderung Tak menarik bagi pengguna.
4. Dilakukan Secara Berulang atau Iterative
Design Thinking dimulai dengan identifikasi masalah dan Perulangan berkelanjutan, mengingat keinginan pengguna sering berubah dan kadang-kadang mereka sendiri Tak menyadari kebutuhan mereka. Proses ini membantu menjembatani kesenjangan antara kebutuhan tersembunyi dan solusi yang Betul.
Profesi yang Menerapkan Design Thinking
- Leader meliputi Product Manager, Marketing Manager, Growth Manager, R & D Manager, serta Product Head.
- Decision Maker meliputi C-Suite executives termasuk CEO, COO, Managing Director, Founder, President, serta Chief Strategy Officer.
- Designer meliputi Senior Designer, UX Designer, Design Engineer, Creative Manager, Design Consultant, serta Art Director.
Tahapan Metode Design Thinking
1. Empathize
Tahap pertama dari proses Design Thinking adalah Kepada mendapatkan pemahaman empatik tentang masalah yang dicoba Kepada diselesaikan. Pada tahapan ini akan banyak melibatkan para Ahli konsultasi Kepada mencari Mengerti lebih banyak tentang bidang yang menjadi perhatian melalui observasi, keterlibatan, dan empati. Empati Mempunyai peranan yang Krusial Kepada proses desain yang berpusat pada Insan seperti Design Thinking. Empati memungkinkan pemikir desain Kepada mengesampingkan Opini mereka sendiri tentang dunia Kepada mendapatkan wawasan tentang pengguna dan kebutuhan mereka.
2. Define
Pada tahapan ini, terdapat proses pengumpulan informasi yang telah didapatkan selama tahap Empathise. Pada tahapan inilah akan dilakukan analisis pengamatan dan mensintesisnya Kepada menentukan masalah inti. Tahap Define akan membantu para desainer dalam sebuah tim Kepada mengumpulkan ide-ide hebat Kepada membangun fitur, fungsi, dan elemen lain yang akan memungkinkan mereka Kepada menyelesaikan masalah.
3. Ideate
Pada tahap ini, desainer siap Kepada mulai menghasilkan ide.terdapat ratusan teknik Ideation mulai dari Brainstorm, Brainwrite, Worst Possible Idea, dan SCRAMPER. Sesi Brainstorm dan Worst Possible Idea biasanya digunakan Kepada merangsang pemikiran bebas dan Kepada memperluas ruang masalah. Krusial Kepada mendapatkan sebanyak mungkin ide atau solusi masalah. Kita harus memilih beberapa teknik Ideation lainnya pada akhir fase Ideation Kepada membantu kita menyelidiki dan menguji ide-ide kita sehingga kita dapat menemukan Metode terbaik Kepada memecahkan masalah atau menyediakan elemen-elemen yang diperlukan Kepada menghindarinya.
4. Prototype
Tim desain akan mulai menghasilkan sejumlah versi produk yang murah dengan fitur spesifik yang ditemukan dalam produk, sehingga mereka dapat menyelidiki solusi masalah yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Prototype dapat dibagikan dan diuji dalam tim itu sendiri, maupun di departemen lain. Fase eksperimental bertujuan Kepada mengidentifikasi solusi terbaik Kepada tiap masalah yang diidentifikasi dalam tiga tahap sebelumnya. Solusi diimplementasikan dalam prototype, dan satu per satu, mereka diselidiki dan diterima, diperbaiki dan diperiksa ulang, dan ditolak berdasarkan pengalaman pengguna.Pada tahap ini, tim desain akan Mempunyai gagasan yang lebih Bagus mengenai kendala apa yang terdapat pada produk hingga Mempunyai ide Kepada menyelesaikan permasalahannya.
5. Test
Pada tahap akhir ini akan dilakukan pengujian terhadap penyelesaian masalah yang dihasilkan. Fase testing juga sering digunakan Kepada mendefinisikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasikan pemahaman pemakaian, kondisi pemakaian, bagaimana orang berpikir, berperilaku, merasakan, dan berempati. Pada fase ini juga dilakukan perubahan dan penyempurnaan Kepada menyingkirkan solusi masalah dan memperoleh pemahaman sedalam mungkin terhadap produk dan penggunanya.
Manfaat Penerapan Design Thinking
1. Menjembatani Tujuan Bisnis dengan Konsumen
Bisnis pastinya berorientasi Kepada mengejar keuntungan atau Normal disebut dengan Return of Investment (ROI).Tetapi, hal tersebut sering bertentangan dengan tujuan pengembangan kapasitas karyawan. Terlebih, proses pelatihan juga membutuhkan biaya.Kehadiran design thinking bermanfaat dalam proses penghematan pengeluaran. Selain menghemat pengeluaran, hal ini juga dapat meningkatkan ROI perusahaan.
2. Berfokus Pada Solusi
Mayoritas perusahaan sangat menghargai pengalaman pelanggan. Dengan demikian, design thinking yang berfokus pada pengalaman konsumen dapat memberi solusi sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
3. Menciptakan Loyalitas dengan Konsumen
Design thinking Bisa menyediakan teknologi pembelajaran yang berkaitan dengan keseharian pelanggan. Pelatihan yang diterapkan dengan mengedepankan design thinking akan menghasilkan pengembangan kapasitas yang senada dengan masalah keseharian.
4. Menciptakan Ide dan Solusi Inovatif
Design thinking menekankan pada pencarian solusi. Perusahaan dapat menciptakan berbagai Penemuan terbaik yang menguntungkan dengan design thinking. Ide atau Penemuan tersebut bernilai mahal karena Dapat membantu pengembangan perusahaan. Pola pikir kreatif ini diperlukan Kepada meningkatkan produktivitas karyawan sehingga masalah yang Eksis dalam bisnis dapat teratasi.
5. Mempunyai Efisiensi dan Dapat Diterapkan di Berbagai Bidang
Pendekatan yang solutif dari design thinking Dapat digunakan di berbagai bidang perusahaan. Terlebih, design thinking menekankan pada sisi pelanggan atau pengguna. Keberadaan perusahaan Bagus jasa maupun barang, tentunya memerlukan masukan atau feedback yang membangun dari pelanggan guna meningkatkan produk/jasanya. Metode design thinking menjadi metode dengan menggunakan solusi yang kreatif dan inovatif dengan mengedepankan konsumen. Metode ini menjadi metode yang dinilai dapat menjadi solusi alternatif dalam mengatasi permasalahan yang Eksis dalam bisnis. Penggunaanya dalam bisnis Berfaedah Kepada Membangun kegiatan operasional berjalan lebih efektif dan efisien. Setiap kali Eksis permasalahan yang timbul, design thinking berperan Kepada memberikan solusi terbaik.
Misalnya Penerapan Design Thinking
Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang menerapkan design thinking guna perusahaan yang mereka bangun akan mencapai titik emas.
1. Google
Dalam pengembangan produk, Google konsisten menerapkan tiga prinsip Istimewa: empati, brainstorming, dan eksperimen. Contohnya, produk Loon merupakan inisiatif yang mencerminkan empati terhadap daerah-daerah yang Lagi terputus dari koneksi internet.
Loon adalah proyek yang bertujuan Kepada memperluas akses internet di area yang sulit dijangkau, Bagus karena Elemen geografis maupun biaya. Dengan bentuk menyerupai balon udara, Loon juga dikenal sebagai balon internet Punya Google.
Metode kerja Loon mirip dengan satelit, memanfaatkan tenaga surya dan terbuat dari lembaran polietilen. Kepada beroperasi, Loon diterbangkan ke lapisan stratosfer. Meskipun berada di Dasar orbit satelit, kehadirannya Tak akan mengganggu jalur penerbangan.
Loon telah berhasil mengembangkan solusi yang inovatif dengan beralih dari penggunaan kabel fiber Kepada koneksi internet menjadi memanfaatkan teknologi terbang di udara. Prototipenya telah diuji coba dari tahun 2013 hingga 2020.
2. AirBnB
AirBnB adalah salah satu perusahaan yang menerapkan metode design thinking. Setelah melakukan beberapa pengamatan, pendiri-pendiri AirBnB menyadari bahwa Eksis Elemen yang Membangun calon customer merasa ragu dengan layanannya. Hal ini terkait dengan kualitas foto Bilik yang diposting oleh tuan rumah, yang seringkali Mempunyai resolusi rendah.
Kepada memberikan experience terbaik kepada para pengguna , pendiri AirBnB rela menghabiskan waktu berkeliling ke berbagai Letak dan mencari Mengerti apa yang sebenarnya dicari oleh para pelancong Begitu mencari tempat menginap atau akomodasi.
Akhirnya, ditemukan solusi dengan menginvestasikan dalam kamera-kamera berkualitas tinggi. Tujuannya adalah membantu para tuan rumah Kepada mengambil gambar fasilitas Bilik dengan resolusi tinggi sehingga Membangun calon konsumen merasa lebih percaya. Hasilnya, hanya dalam seminggu setelah mengimplementasikan perubahan tersebut, AirBnB mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan.
3. Tokopedia
Tokopedia juga mengadopsi prinsip-prinsip dalam design thinking. Salah satunya adalah pengembangan fitur promo yang muncul dari keinginan Kepada membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan rumah yang terjangkau dan efisien.
Ini merupakan Misalnya konkret dari rasa empati. Lebih dari itu, Tokopedia juga mengimplementasikan langkah-langkah design thinking lainnya dalam pembuatan produk.
4. Apple
Steve Jobs, seorang tokoh kunci di Apple, menerapkan design thinking dalam menciptakan produk-produk yang autentik hingga kini. Sebagai Misalnya, iMac dirancang dengan kualitas Bunyi dan layar yang sangat jernih.
Tak hanya Pusat perhatian pada desain yang estetis, Apple juga mengutamakan kenyamanan pengalaman pengguna ketika menggunakan produknya. Sebagaimana kita ketahui, Elemen ini merupakan salah satu Argumen mengapa produk Apple selalu dinantikan serta menciptakan loyalitas penggunanya yang sangat tinggi.
5. Traveloka
Prinsip-prinsip yang menjadi dasar dalam desain antarmuka di Traveloka Rupanya sejalan dengan metode design thinking. Beberapa prinsip tersebut mencakup: data informed, empathy, deliver, dan iterate.
Sebagai Misalnya, tampilan cerita di destinas-destinas terkenal dan foto-foto dari tempat yang kurang Terkenal diharapkan Bisa Membangun pengguna merasa lebih betah dibandingkan dengan tampilan sebelumnya yang hanya Pusat perhatian pada promosi.
6. Adobe
Sebagai perusahaan yang berfokus pada desain, sangat wajar Kalau Adobe menerapkan design thinking dalam inovasinya. Salah satu contohnya adalah Adobe XD, yang lahir dari kebutuhan karena dua produk unggulan mereka, Illustrator dan Photoshop, Tak Bisa Kepada Membangun desain antarmuka yang memadai.
Selama proses pengembangan Adobe XD, tahapan design thinking diterapkan, mulai dari fase empati (melalui wawancara, observasi, dan eksplorasi pengalaman), mendefinisikan masalah dan tantangan, menyusun ide-ide, menciptakan prototipe, hingga melakukan pengujian.
7. IBM
Berbeda dengan Adobe, IBM bukanlah perusahaan yang secara Spesifik bergerak dalam bidang desain. Tetapi, IBM telah berperan besar dalam memopulerkan strategi design thinking dan bahkan Membangun panduan Spesifik terkait hal itu.
IBM menyadari bahwa Kepada tetap menjadi pemimpin di bidang teknologi, Krusial Kepada Mempunyai intuisi yang kuat terhadap kebutuhan pengguna agar produk yang dihasilkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Gojek
perusahaan-perusahaan sebelumnya hanya disoroti melalui satu produk atau fitur, Gojek hadir sebagai perusahaan yang berlandaskan design thinking. Gojek lahir dari kepedulian Nadiem Makarim yang merasakan kemacetan di Jakarta dan mendengar kisah tukang ojek pangkalan dengan Pendapatan yang Tak menentu.
Empati tersebut diwujudkan dalam bentuk aplikasi yang diharapkan dapat memenuhi dua kebutuhan: transportasi Kepada mengatasi kemacetan dan kepastian pendapatan bagi tukang ojek.
Kini, Gojek Tak hanya menyediakan layanan ojek daring, tetapi juga meluncurkan berbagai layanan sesuai kebutuhan pengguna, seperti pengantaran makanan, penjualan tiket online, dan lainnya.