Sandidharma.ac.id – Dalam dunia kecerdasan buatan (AI), persaingan semakin ketat seiring munculnya berbagai Hasil karya baru. Baru-baru ini, CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui adanya kekurangan dalam strategi pengembangan ChatGPT dan menyatakan akan meniru langkah yang diambil oleh DeepSeek, perusahaan AI asal China yang tengah naik daun. Pengakuan ini mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai arah pengembangan AI di masa depan.
Pengakuan Sam Altman
Dalam sebuah wawancara, Sam Altman menyatakan bahwa OpenAI telah mengambil beberapa keputusan yang kurang Akurat dalam mengembangkan ChatGPT. Altman mengakui bahwa pendekatan yang dilakukan oleh DeepSeek lebih efisien dalam hal penggunaan sumber daya dan pengoptimalan teknologi. Oleh karena itu, OpenAI berencana Buat mempelajari strategi yang diterapkan DeepSeek agar dapat mengembangkan model AI yang lebih Bagus.
“Kami Menonton bahwa DeepSeek Bisa menghasilkan model AI yang kompetitif dengan biaya yang jauh lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa Terdapat pelajaran yang Dapat kita ambil dari pendekatan mereka,” ujar Altman.
Baca juga: WhatsApp Berencana Izinkan Akses Konten “Sekali Lihat” di Perangkat Terhubung
Keistimewaan DeepSeek
DeepSeek adalah perusahaan AI yang berbasis di China dan baru didirikan pada tahun 2023. Dalam waktu yang relatif singkat, mereka berhasil menciptakan model bahasa besar (large language model) yang dapat Bertanding dengan teknologi dari OpenAI dan Google. Salah satu Keistimewaan Penting DeepSeek adalah efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Tim DeepSeek mengklaim bahwa mereka hanya menginvestasikan Sekeliling 6 juta dolar AS Buat melatih model AI mereka, jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya pengembangan ChatGPT yang mencapai 63 juta dolar AS. Selain itu, DeepSeek menggunakan ribuan chip Nvidia H800 lelet, menunjukkan bahwa mereka Bisa mengoptimalkan perangkat keras yang tersedia Buat mencapai hasil yang impresif.
Keberhasilan DeepSeek Enggak hanya terbatas pada efisiensi biaya. Model AI mereka juga berhasil mendapatkan popularitas besar setelah dirilis pada Januari 2025. Dalam beberapa minggu setelah peluncurannya, aplikasi DeepSeek menjadi salah satu yang paling banyak diunduh di App Store di Amerika Perkumpulan, Inggris, dan China.
Komparasi dengan ChatGPT
Meski sukses besar, DeepSeek Enggak lepas dari kritik. Dalam pengujian yang dilakukan oleh NewsGuard, DeepSeek hanya mencapai tingkat akurasi 17%, menempatkannya di posisi kesepuluh dari sebelas chatbot yang diuji. Sebagai Komparasi, ChatGPT dan Gemini dari Google Mempunyai tingkat akurasi yang lebih tinggi.
DeepSeek diketahui mengulangi informasi yang salah sebanyak 30% dari waktu dan memberikan jawaban yang Enggak Terang atau Enggak Bermanfaat sebanyak 53% dari waktu. Dengan demikian, tingkat kegagalannya mencapai 83%, lebih Jelek dibandingkan rata-rata pesaingnya di Barat yang Mempunyai tingkat kegagalan 62%.
Meski demikian, efisiensi biaya dan kemampuan DeepSeek dalam mengelola sumber daya menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak perusahaan teknologi.
Kontroversi yang Muncul
Kesuksesan DeepSeek juga menimbulkan berbagai spekulasi dan kontroversi. Pemerintah Amerika Perkumpulan mencurigai bahwa DeepSeek meniru teknologi OpenAI Buat mengembangkan model AI mereka. Tuduhan ini berasal dari penasihat AI Presiden AS Donald Trump dan pihak OpenAI sendiri.
David Sacks, penasihat AI Donald Trump, menyatakan bahwa Terdapat bukti substansial bahwa DeepSeek menyaring pengetahuan dari model OpenAI. Kalau tuduhan ini Akurat, maka persaingan di industri AI akan semakin panas, dan mungkin akan Terdapat tindakan hukum yang diambil oleh pihak OpenAI terhadap DeepSeek.
Langkah OpenAI ke Depan
Dengan pengakuan dari Sam Altman, OpenAI kini sedang merancang strategi baru Buat meningkatkan kinerja ChatGPT. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah mengadopsi pendekatan DeepSeek dalam efisiensi sumber daya, tanpa mengorbankan kualitas hasil yang diberikan.
Altman menyatakan bahwa OpenAI akan lebih berfokus pada pengembangan AI yang lebih efisien dan mudah diakses oleh masyarakat luas. Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia AI, OpenAI harus berinovasi secara berkelanjutan agar tetap menjadi pemimpin di industri ini.
Hasil
Pengakuan Sam Altman mengenai kekurangan strategi ChatGPT dan rencana Buat mencontoh langkah DeepSeek menunjukkan bahwa persaingan dalam industri AI semakin Bergerak. Meskipun DeepSeek Lagi menghadapi tantangan dalam akurasi dan kualitas jawaban, pendekatan mereka yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya telah menjadi inspirasi bagi banyak perusahaan AI lainnya, termasuk OpenAI.
Dengan adanya kompetisi yang sehat, kita dapat berharap bahwa Hasil karya dalam kecerdasan buatan akan semakin berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Bagus OpenAI maupun DeepSeek Mempunyai potensi Buat membawa industri AI ke level berikutnya, dan hanya waktu yang akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin di era kecerdasan buatan ini.
Baca juga artikel lainnya di Google News
(SA)