Akademi Manajemen Informatika

Bingung mau develop aplikasi make JavaScript atau TypeScript? Mari simak artikel ini Demi membantu kalian menentukan pilihan bahasa pemrograman yang pas!

Daftar Isi:

TypeScript dan JavaScript adalah dua bahasa pemrograman yang sangat Terkenal dalam pengembangan web. Meskipun keduanya sering digunakan secara bersamaan, mereka Mempunyai perbedaan mendasar yang Membangun masing-masing Spesial.

Memahami perbedaan ini dapat membantu pengembang memilih bahasa yang paling sesuai Demi kebutuhan proyek mereka. Jadi pada artikel kali ini, Saya akan memberikan penjelasan perbedaan antara TypeScript dan JavaScript, Keistimewaan masing-masing, serta memberikan studi kasus sederhana Demi membandingkan penggunaannya. Penasaran? Jadi langsung saja kita menuju pembahasan TypeScript vs JavaScript!

Apa itu JavaScript?

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang pertama kali dikembangkan oleh Brendan Eich pada tahun 1995. Bahasa ini awalnya dirancang Demi menambah interaktivitas pada halaman web, Tetapi kini telah berkembang menjadi bahasa yang digunakan di berbagai environment, Bagus di sisi client (browser), mobile development, maupun di sisi server (Node.js).

JavaScript memainkan peran Krusial dalam pengembangan web modern. Mempunyai dukungan luas dari berbagai browser dan komunitas yang besar, JavaScript menjadi bahasa yang Luwes dan Bergerak. Beberapa fitur Penting JavaScript meliputi:

  1. Interaktifitas: Memungkinkan pengembang Demi Membangun elemen web yang Bergerak seperti formulir dengan validasi Mekanis, animasi, dan pemutakhiran konten tanpa perlu memuat ulang halaman.
  2. Ekosistem Luas: Dengan ribuan library dan framework seperti React, Angular, dan Vue.js, JavaScript memberikan solusi Demi berbagai kebutuhan pengembangan web.
  3. Event-Driven: JavaScript sangat cocok Demi menangani peristiwa pengguna seperti klik, hover, dan input.

Apa itu TypeScript?

TypeScript adalah bahasa pemrograman free dan open-source yang dikembangkan oleh Microsoft. Diperkenalkan pada tahun 2012, TypeScript adalah superset dari JavaScript yang menambahkan tipe Stagnan opsional ke dalam bahasa. Hal ini menunjukan bahwa Segala kode JavaScript valid adalah juga kode TypeScript yang valid, tetapi TypeScript menambahkan kemampuan Demi menentukan jenis variabel, fungsi, dan properti objek.

Tujuan Penting TypeScript adalah Demi meningkatkan produktivitas developer dan kualitas kode dengan menyediakan fitur-fitur seperti:

  1. Static Type: Dengan adanya static type, TypeScript dapat mendeteksi kesalahan sebelum kode dijalankan, sehingga mengurangi kemungkinan adanya bug dan meningkatkan kualitas kode.
  2. Kompatibilitas JavaScript: Karena TypeScript adalah superset dari JavaScript, pengembang dapat mengadopsi TypeScript secara bertahap di proyek JavaScript yang existing.
  3. Pengembangan Berbasis Objek: TypeScript mendukung fitur pengembangan berbasis objek yang lebih kuat dibandingkan JavaScript, seperti interface, class, dan inheritance.

Komparasi TypeScript vs JavaScript

Sintaks dan Fitur

  1. Static vs Dynamic Type:

    • JavaScript menggunakan dynamic type, di mana tipe variabel dapat berubah pada runtime. Ini membuatnya Luwes tetapi juga rentan terhadap kesalahan type yang sulit dideteksi.
     // JavaScript: Dynamic typing, tanpa compile-time type checking
    
     function add(a, b) {
         return a + b;
     }
    
     console.log(add(5, 10));     // Output: 15
     console.log(add("5", 10));   // Output: 510 (string concatenation, behavior Tak terduga)
    
     // JavaScript memperbolehkan Demi meneruskan parameter dengan type apapun ke sebuah fungsi
    • TypeScript menggunakan static type opsional yang memeriksa tipe pada compile time. Hal ini dapat membantu mendeteksi kesalahan lebih awal dan Membangun kode lebih dapat diprediksi.
     // TypeScript: Static typing, dengan compile-time type checking
    
     function add(a: number, b: number): number {
         return a + b;
     }
    
     console.log(add(5, 10));     // Output: 15
     console.log(add("5", 10));  // Error: Argument of type 'string' is not assignable to parameter of type 'number'
    
     // TypeScript memastikan bahwa Segala type parameter yang diteruskan ke fungsi harus sama
  2. Class dan Inheritance:

    • JavaScript mendukung class dan inheritance sejak ES6, tetapi implementasinya Tak sekuat bahasa berbasis objek murni.
    • TypeScript menambahkan fitur berbasis objek yang lebih kuat seperti interface dan generic, memungkinkan desain sistem yang lebih kompleks dan terstruktur.
  3. Pengembangan dan Debugging:

    • JavaScript, meskipun lebih sulit Demi debugging, tetapi secara pengembangan lebih Luwes karena Tak se-ketat TypeScript.
    • TypeScript lebih mudah Demi debugging karena kode yang ditulis Mempunyai type yang memberikan kita gambaran mengenai tipe data apa yang kira-kira akan diterima, tetapi secara pengembangan akan lebih strict.

Penggunaan

  1. Skala Proyek:

    • JavaScript lebih cocok Demi proyek kecil hingga menengah di mana kecepatan pengembangan dan fleksibilitas adalah prioritas. Dalam proyek skala kecil, penggunaan static typing terasa overkill dengan tambahan kompleksitas yang dibawa oleh TypeScript.
    • TypeScript sangat cocok Demi proyek menengah hingga besar yang membutuhkan pemeliharaan jangka panjang. Dalam proyek skala menengah hingga besar, struktur yang ketat dan kemampuan Demi mendeteksi kesalahan lebih awal dapat membantu mengurangi biaya pemeliharaan dan risiko kesalahan, yang menjadikannya pilihan yang lebih Bagus dalam jangka panjang.
  2. Ekosistem dan Library:

    • JavaScript Mempunyai ekosistem library yang sangat luas dan matang.
    • TypeScript mendukung sebagian besar library JavaScript melalui definisi type, tetapi mungkin memerlukan penyesuaian tambahan.
READ  Tips Mengikuti Perkembangan Teknologi dengan Sehat

Studi Kasus: Proyek API Sederhana dengan TypeScript dan JavaScript

Mari kita Membangun sebuah proyek sederhana Ialah API CRUD (Create, Read, Update, Delete) Demi manajemen kontak, menggunakan kedua bahasa pemrograman yang telah dijelaskan di atas.

JavaScript

  1. Instalasi:

    • Buat direktori proyek dan inisialisasi dengan npm init -y.
    • Instal Express dengan npm install express.
    • Buat folder src dan buat file index.js di dalamnya.
  2. Struktur Proyek:

    ├── src
       └── index.js
    └── package.json
  3. Kode:

    const express = require('express');
    const app = express();
    const port = 3000;
    
    app.use(express.json());
    
    let contacts = [];
    
    app.post('/contacts', (req, res) => {
      const contact = req.body;
      contacts.push(contact);
      res.status(201).send(contact);
    });
    
    app.get('/contacts', (req, res) => {
      res.send(contacts);
    });
    
    app.put('/contacts/:id', (req, res) => {
      const id = req.params.id;
      const updatedContact = req.body;
      contacts = contacts.map(contact => contact.id === id ? updatedContact : contact);
      res.send(updatedContact);
    });
    
    app.delete('/contacts/:id', (req, res) => {
      const id = req.params.id;
      contacts = contacts.filter(contact => contact.id !== id);
      res.status(204).send();
    });
    
    app.listen(port, () => {
      console.log(`Server running at http://localhost:${port}/`);
    });
  4. Menjalankan Kode

    • Jalankan kode diatas dengan perintah node index.js

TypeScript

  1. Instalasi:

    • Buat direktori proyek dan inisialisasi dengan npm init -y.
    • Instal TypeScript dan Express dengan npm install express typescript @types/node @types/express.
    • Install ts-node secara Dunia dengan perintah npm install -g ts-node
    • Inisialisasi TypeScript dengan npx tsc --init.
    • Buat folder src dan buat file index.ts di dalamnya.
  2. Struktur Proyek:

    ├── src
       └── index.ts
    ├── tsconfig.json
    └── package.json
  3. Kode:

    import express, { Request, Response } from 'express';
    const app = express();
    const port = 3000;
    
    app.use(express.json());
    
    interface Contact {
      id: string;
      name: string;
      email: string;
    }
    
    let contacts: Contact[] = [];
    
    app.post('/contacts', (req: Request, res: Response) => {
      const contact: Contact = req.body;
      contacts.push(contact);
      res.status(201).send(contact);
    });
    
    app.get('/contacts', (req: Request, res: Response) => {
      res.send(contacts);
    });
    
    app.put('/contacts/:id', (req: Request, res: Response) => {
      const id = req.params.id;
      const updatedContact: Contact = req.body;
      contacts = contacts.map(contact => contact.id === id ? updatedContact : contact);
      res.send(updatedContact);
    });
    
    app.delete('/contacts/:id', (req: Request, res: Response) => {
      const id = req.params.id;
      contacts = contacts.filter(contact => contact.id !== id);
      res.status(204).send();
    });
    
    app.listen(port, () => {
      console.log(`Server running at http://localhost:${port}/`);
    });
  4. Menjalankan Kode

    • Jalankan kode diatas dengan perintah ts-node src/index.ts

Penutup

Memilih antara TypeScript dan JavaScript tergantung pada kebutuhan dan skala proyek kalian. JavaScript adalah pilihan yang Bagus Demi proyek kecil hingga menengah yang membutuhkan pengembangan Segera dan fleksibilitas.

READ  10 Bahasa pemrograman terpopuler (lengkap Survey 2023)

TypeScript, di sisi lain, menawarkan keuntungan static type dan pengembangan yang lebih kuat, membuatnya lebih cocok Demi proyek menegah hingga besar dan jangka panjang yang memerlukan struktur dan pemeliharaan yang ketat. Terimakasih sudah membaca dan semoga bermanfaat!

Halo, saya Wahyu. Ketika ini saya bekerja sebagai Software Engineer di Taksu Tech. Semoga artikel yang saya tulis bermanfaat Demi temen-temen.