Akademi Manajemen Informatika

Teknologi DeepSeek AI China
Foto: Reason Magazine

Sandidharma.ac.id – Teknologi kecerdasan buatan (AI) buatan China, DeepSeek, kini menjadi tantangan besar bagi Penguasaan teknologi Amerika Perkumpulan (AS). Kemajuan pesat dalam AI yang ditunjukkan oleh China telah memicu kekhawatiran di kalangan investor teknologi AS, yang kini meminta dukungan dari pemerintah Demi menghadapi persaingan ketat ini.

Salah satu Akibat langsung dari kehadiran DeepSeek adalah turunnya nilai saham Nvidia hingga ratusan miliar dolar. Hal ini memperlihatkan bagaimana teknologi AI dari China mulai mengguncang pasar Dunia, menantang pemain-pemain besar seperti OpenAI dan Anthropic yang telah menginvestasikan Anggaran besar dalam pengembangan AI.

Dalam sebuah episode podcast Joe Rogan, CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyoroti pentingnya persaingan geopolitik dalam pengembangan AI. Ia menyebut DeepSeek sebagai model yang sangat maju, meskipun tetap Mempunyai keterbatasan seperti penyensoran terhadap peristiwa tertentu, seperti tragedi di Lapangan Tiananmen. Zuckerberg menegaskan bahwa AS harus tetap memimpin dalam Penemuan AI Demi memastikan standar yang lebih terbuka dan demokratis.

READ  Mengapa Memilih Akademi Manajemen Informatika Komputer? Inilah Alasan dan Manfaatnya

Baca juga: DeepSeek: Startup China yang Mengguncang Dunia Teknologi

Google, meskipun Enggak menyebutkan DeepSeek secara langsung, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan tindakan segera dari pemerintah AS. Mereka menegaskan bahwa Keistimewaan AS dalam AI semakin terancam dan membutuhkan dukungan berupa peningkatan produksi chip AI, regulasi yang lebih Luwes, serta peningkatan keamanan siber Demi melindungi teknologi dari ancaman luar.

Salah satu Elemen yang Membangun DeepSeek begitu menarik adalah biayanya yang relatif rendah dibandingkan model AI dari AS. Dengan Penemuan yang lebih Irit biaya, DeepSeek semakin diminati oleh perusahaan-perusahaan Dunia, bahkan beberapa di antaranya telah mulai mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam layanan mereka.

OpenAI sendiri telah memperingatkan tentang upaya perusahaan-perusahaan China dalam mereplikasi model AI canggih mereka melalui teknik distilasi. Mereka juga berencana Demi memperkuat kerja sama dengan pemerintah AS guna mempertahankan Keistimewaan teknologi mereka.

READ  Kecerdasan Buatan di Industri Musik: Akankah AI Ancam Karier Musisi?

Baca juga: Apa Itu DeepSeek? Chatbot AI Gratis dari China Penantang ChatGPT dan Meta AI

Lonjakan pengguna

Popularitas DeepSeek Maju meningkat dengan Segera, terlihat dari jumlah unduhan aplikasinya yang mencapai jutaan serta lonjakan pencarian di Google. Berdasarkan berbagai sumber, per Januari 2025, jumlah pengguna DeepSeek diperkirakan telah mencapai Sekeliling 5-6 juta di seluruh dunia.

Di tengah perkembangan ini, perdebatan semakin memanas di kalangan pembuat kebijakan AS. Senator Chuck Schumer menegaskan bahwa kehilangan Keistimewaan dalam AI dapat berdampak pada berbagai sektor, termasuk ekonomi, militer, dan pendidikan. Ia bahkan menyatakan bahwa Apabila China mencapai kecerdasan Standar buatan (AGI) sebelum AS, dampaknya akan sangat signifikan bagi masa depan Dunia.

READ  Apa Itu DeepSeek? Chatbot AI Gratis dari China Penantang ChatGPT dan Meta AI

Baca juga: DeepSeek Rilis Janus-Pro, Model AI Penghasil Gambar yang Lebih Canggih dari OpenAI

Keberhasilan DeepSeek menjadi bukti bahwa China semakin serius dalam pengembangan AI, dan persaingan ini diperkirakan akan semakin intens dalam beberapa tahun ke depan. Kini, tantangan bagi AS adalah bagaimana mereka dapat merespons perkembangan ini dan mempertahankan posisi mereka di puncak industri teknologi AI dunia.

(dwk)