Sandidharma.ac.id – Dalam
beberapa tahun terakhir, lanskap ekonomi digital Indonesia mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat. Terbukti dengan banyaknya jumlah startup di Indonesia,
mengutip data Kompas, pada Copot 11 Januari 2024, jumlah perusahaan rintisan
atau startup telah mencapai 2.566 dan menjadi yang terbanyak ke-6 di
dunia menurut data Startup ranking.
Seiring meningkatnya valuasi dan eksposur publik
terhadap berbagai startup, tak sedikit di antaranya yang memutuskan
Buat naik ke level berikutnya yakni dengan melakukan Initial Public
Offering (IPO) di Bursa Pengaruh Indonesia (BEI).
Baca Juga : Ucapan ‘Tolong’ dan ‘Terima Kasih’ ke ChatGPT Rugikan OpenAI Ratusan Miliar
Apa Itu IPO dan Mengapa Startup Melakukannya?
IPO
merupakan proses dimana sebuah perusahaan swasta menjual sahamnya kepada public
Buat pertama kalinya melalui bursa saham.
Dengan menjadi perusahaan terbuka, startup
Enggak hanya mendapatkan modal tambahan melalui IPO, tetapi juga dapat
meningkatkan kredibilitas melalui transparansi dan juga Memajukan potensi
pertumbuhan jangka panjang.
Startup
biasanya memilih langkah
IPO Buat :
- ·
Mendapatkan
Biaya Perluasan tanpa harus bergantung pada pendanaan dari Venture Capital (VC). - ·
Meningkatkan
eksposur merek dan kepercayaan pasar. - ·
Memberikan
exit strategy bagi investor awal dan karyawan pemilik saham.
Baca Juga : 5 Platform Digital Buat Jual Beli Emas Tanpa Harus Ngantri
Beberapa Daftar Startup Yang Sudah
IPO di BEI
IPO di BEI
1.
PT
Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Bukalapak
menjadi startup pertama sekaligus salah satu yang memperoleh Biaya “jumbo”
dari IPO di BEI. Bukalapak melakukan pencatatan saham pada bulan Agustus 2021
dan berhasil menghimpun Biaya sebesar Rp 21.9 Triliun. Meskipun performa
sahamnya sempat fluktuatif, Bukalapak membuka jalan Buat startup lain Buat
dapat melakukan pencatatan saham di bursa.
2. PT
GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Selanjutnya
merupakan merek yang sempat menghebohkan dunia startup karena aksi mergernya.
Emiten GoTo merupakan gabungan dari Gojek dan Tokopedia yang harapannya menjadi
simbol dari “super app” yang mencakup e-commerce, fintech dan logistik.
GoTo melakukan pencatatan saham pada bulan April 2022 yang Lewat dan berhasil
menghimpun Biaya sebesar Rp 13,7 Triliun.
3.
PT
Dunia Digital Niaga Tbk (BELI)
Tetap
merupakan bagian dari startup yang Konsentrasi utamanya bergerak di bidang e-commerce
yakni Blibli. Emiten BELI merupakan salah satu pemain startup e-commerce
selain Tokopedia, Shopee dan Bukalapak yang merupakan bagian dari Djarum
Group. BELI melaksanakan pencatatan saham di Bursa pada bulan November 2022 dan
berhasil menghimpun Biaya sebesar Rp 8 Triliun.
4. PT
Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE)
Beralih ke
startup yang juga cukup dikenal masyarakat produknya yakni Fore Coffee.
Fore coffee merupakan salah satu startup kedai kopi lokal di Indonesia
sejak tahun 2018. Fore Coffee baru saja melakukan IPO tepatnya pada 14
April 2025 dan berhasil menghimpun Biaya sebesar Rp 353,44 Miliar Begitu itu.
Selain daftardiatas
terdapat beberapa startup lain yang telah melakukan IPO di bursa seperti
PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH), PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR)
dan beberapa emiten startup lainnya.
Beberapa nama diatas merupakan startup
yang sudah cukup dekat dengan masyarakat Indonesia, sehingga masuknya
perusahaan startup ke bursa Pengaruh Indonesia Semestinya membawa minat dan
kepercayaan tinggi masyarakat terhadap investasi di bursa.
Tentunya, disamping
itu terdapat tantangan yang Enggak sedikit, akan tetapi adanya aksi IPO,
merupakan awal dari babak baru dalam memajukan ekosistem digital di Indonesia.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News