Akademi Manajemen Informatika


Sumber foto : Canva / Ilustrasi

Malang – Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Di Indonesia, perkembangan AI menunjukkan tren yang signifikan, Bagus dari sisi penggunaan maupun investasi. 

Tetapi, di balik potensi besar yang dimilikinya, tantangan dalam pengembangan infrastruktur dan sumber daya Mahluk (SDM) Lagi menjadi hambatan Istimewa.

Menurut Akhmad Zaini, S.Kom., M.T., dosen Teknologi Informasi di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), AI bukan hanya sebuah tren teknologi, tetapi telah berkembang menjadi gaya hidup yang mendukung berbagai aspek kehidupan Mahluk.  

“AI Mempunyai prospek yang cukup menarik dan dalam beberapa tahun ke depan AI akan menjadi bagian yang Bukan terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari,” ujar Zaini.

Tantangan Infrastruktur Digital Pengembangan AI di Indonesia

Salah satu kendala Istimewa dalam pengembangan AI di Indonesia adalah infrastruktur digital. AI memerlukan komputasi berdaya tinggi yang Bukan murah. 

Tetapi, Zaini menilai hal ini bukanlah penghalang mutlak bagi Indonesia Demi ikut serta dalam pengembangan teknologi AI.

“Dari aspek infrastruktur, AI memerlukan infrastruktur komputasi yang Bukan murah, Tetapi hal ini Bukan menjadi penghalang bagi kita Demi dapat berpartisipasi dalam pengembangan teknologi AI. Demi ini, pengembangan model AI Bukan hanya Dapat dikembangkan melalui infras on premise saja, tetapi juga Dapat dikembangkan melalui infras cloud yang pembiayaannya lebih Elastis,” jelasnya. 

READ  Bos ChatGPT Akui Kesalahan dan Berencana Mencontoh Langkah DeepSeek

Dengan memanfaatkan teknologi komputasi Mega, para pengembang AI di Indonesia Mempunyai Kesempatan lebih besar Demi bereksperimen dan menciptakan model AI berkualitas tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya besar Demi infrastruktur fisik.

Kualitas SDM Lagi Jadi Tantangan

Selain infrastruktur, tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah kualitas SDM di bidang Teknologi Informasi. Menurut Zaini, meskipun peminat jurusan TI cukup besar, Lagi banyak lulusan yang hanya Mempunyai gelar tanpa diimbangi dengan kemampuan teknis yang Cakap.

“Lagi banyak sarjana komputer yang hanya Mempunyai gelar tanpa pemahaman yang mendalam dalam ilmu komputasi. Demi Dapat berpartisipasi dalam pengembangan AI, diperlukan pemahaman yang kuat dalam matematika, khususnya aljabar, kalkulus, dan logika informatika,” tegasnya.

Kompetensi dalam bidang-bidang tersebut sangat Krusial Demi membangun model AI yang berkualitas. Tetapi, rasio lulusan yang Mempunyai kemampuan tersebut Lagi tergolong rendah di Indonesia.

READ  Trump Rencanakan Perubahan Besar Kebijakan AI, Ini Risiko yang Mengancam

Indonesia Lagi Jadi Negara Pengguna AI

Dalam skala Dunia, Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat penggunaan AI yang tinggi. 

Berdasarkan laporan WriterBuddy, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam jumlah kunjungan ke aplikasi berbasis AI dari September 2022 hingga Agustus 2023 dengan 1,4 miliar kunjungan, setelah Amerika Perkumpulan (5,5 miliar) dan India (2,1 miliar).

Tetapi, dari sisi pengembangan teknologi AI, Indonesia Lagi lebih banyak berperan sebagai pengguna dibandingkan pencipta. Zaini menekankan pentingnya perubahan paradigma ini. 

“Tamat Demi ini, negara kita hanya berpartisipasi sebagai pengguna AI saja. Sudah saatnya kita berupaya Demi menjadi pengembang dan penciptanya,” ungkapnya.

Memperhatikan Lonjakan Investasi AI di Indonesia Dari sisi investasi, AI telah menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyampaikan bahwa investasi swasta di bidang AI generatif di Indonesia mengalami lonjakan enam kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Ia membeberkan pada 2021, nilai investasi AI generatif hanya sebesar 4 miliar dolar AS atau Sekeliling Rp63,7 triliun. Tetapi, pada 2023, Bilangan ini meningkat drastis menjadi 25 miliar dolar AS atau Sekeliling Rp398 triliun.

READ  OpenAI Rilis Model AI Terbaru o3-mini yang Dapat Dipakai Pengguna ChatGPT Gratis

Secara Dunia, investasi korporasi dalam AI juga mengalami peningkatan signifikan. Laporan dari Our World in Data menyebutkan bahwa pada tahun 2023, total investasi dalam AI mencapai 168,22 miliar dolar AS, dengan 85,36 miliar dolar AS berasal dari investasi swasta dan 71,69 miliar dolar AS dari investasi korporasi.

Potensi AI di Indonesia sangat besar, Bagus dari sisi penggunaan maupun investasi. Tetapi, Demi Dapat Bertanding di tingkat Dunia, Indonesia perlu meningkatkan kualitas SDM dan mengembangkan ekosistem AI yang lebih kuat. 

Infrastruktur digital yang lebih terjangkau, peningkatan kompetensi di bidang matematika dan komputasi, serta dorongan Demi berperan sebagai pencipta AI menjadi langkah strategis yang harus diambil.

Dengan meningkatnya investasi dan kesadaran akan pentingnya pengembangan AI, diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain yang lebih aktif dalam industri kecerdasan buatan di masa depan.