Daftar Isi:
Membangun aplikasi yang ramah pengguna itu Tak memerlukan kemampuan desain yang tinggi, yang dibutuhkan hanyalah kemampuan Buat berpikir dari sudut pandang pengguna.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan Demi Membangun aplikasi supaya ramah pengguna.
Gunakan Istilah dan Alur yang Sudah Lumrah
Di Era sekarang, Tak sedikit orang-orang yang sudah familiar dengan alur, istilah, dan pola yang Terdapat pada aplikasi.
Oleh karena itu, kita Tak perlu Tengah Membangun semuanya dari awal, tetapi cukup memulai dari hal-hal berikut:
Cari Surat keterangan dari Aplikasi yang Serupa
Kalau kita ambil Misalnya perbankan, orang-orang sudah familiar dengan istilah-istilah seperti “deposito”, “e-statement”, “mutasi”, dan sebagainya. Jadi, kita sebaiknya Tak mengubah istilah-istilah tersebut menjadi kata-kata lain, meskipun tujuannya Ingin memudahkan pengguna.
Belajar lebih lanjut tentang User Experience (UX)
Kenapa?
Karena istilah-istilah tersebut sudah diketahui oleh para nasabah bank. Kalau kita menggantinya dengan kata lain, pengguna yang sudah familiar akan jadi bingung.
Selain itu, dengan memakai bahasa yang Lumrah digunakan, kita Bisa mengedukasi para pengguna tentang dunia perbankan.
Tak Menggemaskan Kalau pengguna aplikasi perbankan menjadi kesulitan ketika berkomunikasi dengan teller bank karena kita mengubah bahasa mereka di aplikasi.
Makanya, kita perlu berhati-hati dan berpikir Demi mengubah standar khalayak Lumrah.
Hilangkan Pain Point
Demi memakai aplikasi, terkadang kita temui sesuatu yang dirasa sulit atau merepotkan.
Misalnya, pada aplikasi m-banking, biasanya kita Mengenakan Buat mencari informasi tentang nomor rekening Buat dibagikan ke orang lain.
Oleh Alasan itu, di aplikasi m-banking biasanya menampilkan nomor rekening pada halaman awal aplikasi dibuka sehingga memudahkan pengguna, contohnya aplikasi myBCA.
Betul setelah membuka aplikasi, kita dapat langsung Menonton nomor rekening Punya kita.
Nah, sayangnya pada aplikasi myBCA ini kita Tak dapat memblok maupun menyalin teks nomor rekening tersebut. Padahal pengguna bukan Sekadar mau Menonton nomor rekeningnya, mereka juga Ingin membagikannya. Inilah apa yang disebut dengan pain point.
Apa itu pain point?
Pain point (terjemah: titik sakit) adalah bagian aplikasi yang Membangun pengguna merasakan “sakit”. Makanya, pain point ini perlu dihilangkan agar pengguna Fasih dan senang menggunakan aplikasinya.
Dalam Misalnya di atas, maka kita perlu Membangun teks nomor rekening dapat disalin oleh pengguna.
Tambahkan yang Mempercepat Proses
Tujuan memakai aplikasi adalah Buat menyelesaikan suatu masalah. Jadi, mempercepat proses penyelesaian masalah tersebut menjadi tugas yang Krusial Buat kita.
Artinya, setelah kita Paham bahwa aplikasi m-banking dipakai Buat menyalin nomor rekening, maka yang Bisa ditambahkan adalah mempersingkat langkah penyalinan nomor rekening.
Aplikasi m-banking lain, Bank Jago, sudah menerapkan ini:
Aplikasinya Mempunyai tombol Buat menyalin nomor rekening, jadi supaya pengguna Tak perlu memblok teks Buat menyalin.
Sekadar sayangnya, nomor rekening tersebut terdapat di halaman lain, jadinya pengguna jadi memerlukan dua langkah:
- Membuka halaman profil
- Menekan tombol salin
Proses ini Bisa kita persingkat jadi satu langkah dengan menyediakan tombol salin rekening di halaman depan. Contohnya seperti aplikasi SeaBank:
Dengan begini, Kalau pengguna perlu membagikan nomor rekening, mereka Sekadar perlu buka aplikasi, Lampau menekan tombol salin, dan selesai!
Pastikan Seluruh Kondisi Aplikasi Bersifat Informatif
Tampilkan Indikator Loading
Bayangkan Engkau membuka suatu aplikasi, dan yang Engkau lihat adalah ini:
Sebuah halaman Nihil, terlihat Tak terjadi apa-apa, dan sepertinya Tak akan jadi apa-apa. Tetapi, Rupanya setelah beberapa detik, tiba-tiba baru muncul kontennya.
Rupanya, kekosongan tadi disebabkan karena halamannya Tetap loading. Karena loading-nya belum selesai, halaman tersebut jadi Nihil.
Ini sepele Tetapi Tak jarang terjadi, dan ini adalah salah satu penyebab kenapa pengguna meninggalkan aplikasi, mereka kira aplikasi tersebut rusak.
Bandingkan dengan Misalnya di Rendah:
Sangat terasa bedanya kan? Itulah pentingnya menginformasikan kalau aplikasi kita sedang loading.
Informasikan Kalau Terjadi Masalah, dan Bagaimana Mengatasinya
Tak hanya dalam urusan per-loading-an, kita juga perlu memberi informasi kalau konten gagal dimuat:
Ups! Bukan gitu, Kalau begitu, pengguna yang awam akan bingung, apalagi Terdapat tulisan “Server Error”, ini Bisa bikin mereka khawatir dan mengira sudah melakukan suatu kesalahan. Jadi, baiknya kita beri pesan yang Bisa dipahami mereka:
Sekarang, pesannya sudah Tak terlalu mengintimidasi, dan pengguna awam akan tau bahwa ini Sekadar masalah teknis Lumrah. Tapi, pesan ini Tetap belum cukup membantu.
Oke, gagal memuat artikel, Lanjut Saya harus apa?
Makanya, sebaiknya kita beri juga solusi biar pengguna Bisa mengatasinya sendiri. Misalnya dengan memberikan tombol Buat me-reload:
Jangan lupa juga Buat memberikan jalan keluar lainnya kalau solusi Sendiri yang disediakan Tak bekerja:
Dengan begitu, pengguna Tak akan Tengah bingung Kalau terjadi masalah pada aplikasi.
Tampilkan Indikator Berhasil
Kita juga perlu memberikan informasi ketika suatu aksi dari pengguna berhasil diproses. Kalau Tak, pengguna akan khawatir, dan cenderung akan mengulang aksinya Buat berjaga-jaga.
Misalnya paling sederhananya adalah Google Form:
Dapat dilihat setelah mengirim form, pengguna diarahkan ke halaman yang berisi pesan “Jawaban anda telah direkam”. Kalau Tak begitu, pengguna Tak akan Paham apakah form sudah berhasil terkirim atau belum.
Edukasi Pengguna Awam
Memberikan Deskripsi
Segamblang apapun suatu istilah atau kata, dalam suatu konteks, maknanya Bisa berbeda, dan mungkin Tetap Terdapat orang yang Tak mengerti.
Misalnya, kata “Status”, di Facebook, orang mengartikan kata tersebut sebagai posting-an, di WhatsApp, diartikan sebagai fitur menampilkan konten dalam waktu 24 jam, dan seterusnya.
Berikan Deskripsi Melalui Popover
Oleh Alasan itu, berikanlah teks deskripsi yang menjelaskan maksud dari istilah yang Engkau gunakan. Contohnya, kita menampilkan deskripsi melalui sebuah popover:
Berikan Deskripsi Melalui Tooltip
Tak hanya istilah, Engkau juga Bisa memberikan deskripsi ke tombol dengan memanfaatkan tooltip. Misalnya, kita Mengenakan tooltip Buat menjelaskan kenapa tombol Tak dapat diklik:
Membangun User Manual
Kalau pengguna kesulitan memakai aplikasi, dan deskripsi Tak cukup Buat mengatasi, maka yang Bisa dilakukan adalah Membangun Berkas panduan pengguna, atau Lumrah disebut dengan “User Manual”.
Dalam user manual, pengguna akan mendapatkan penjelasan langkah per langkah dari membuka aplikasi hingga keluar dari aplikasi. Selain penjelasan penggunaan aplikasi, user manual juga biasanya berisi penjelasan definisi istilah-istilah, gambar diagram alur yang menjelaskan proses bisnis, dan sebagainya.
Menginformasikan Perubahan Aplikasi yang Akan dan Sudah Terjadi
Aplikasi yang Tetap dikembangkan Niscaya akan mengalami yang namanya perubahan. Biasanya kita Tak perlu menginformasikan perubahan-perubahan minor yang Tak Mempunyai Dampak yang signifikan kepada pengguna. Tapi, Kalau perubahannya cukup radikal, misalnya penghapusan fitur, perubahan alur, biaya, ketentuan layanan, maka sangat disarankan Buat memberitahukannya ke pengguna.
Misalnya, di aplikasi Jenius yang awalnya dapat digunakan secara gratis, menjadi aplikasi berbayar bulanan.
Andaikan ketentuan ini Tak diumumkan, maka besar kemungkinan pengguna Tak akan Paham bahwa Fulus mereka berkurang setiap bulan, dan akan berhenti memakai aplikasi karena dirasa merugikan.
Cegah Potensi Kesalahan Pengguna
Konfirmasi Aksi yang Bersifat Destruktif
Aksi yang bersifat destruktif adalah aksi yang Kalau dilakukan secara salah akan menimbulkan pengaruh negatif.
Contohnya, penghapusan akun pengguna. Kalau akun pengguna dihapus, maka pengguna yang terkait Tak akan Bisa Tengah masuk ke aplikasi kita, dan Bisa jadi data yang dimiliki oleh pengguna tersebut ikut terhapus juga.
Kalau kita Tak sengaja mengklik tombol “hapus” pada akun pengguna yang Krusial, maka itu akan jadi kesalahan yang fatal.
Makanya, kita wajib memberi sebuah Perlindungan agar hal tersebut Tak mudah terjadi, Yakni dengan Membangun konfirmasi, apakah si pengguna Tentu dengan keputusannya atau Tak.
Informasikan Proses Yang Belum Selesai
Bisakah Engkau menebak, apakah yang salah dari form di Rendah?
Yup, betul sekali. Setelah kita tampilkan indikator pengisian form, Rupanya isian form tersebut sudah diubah, Tetapi belum disimpan!
Inilah yang dimaksud dengan memberikan informasi bahwa proses belum selesai. Kita jadi dapat mengurangi risiko pengguna mengeluarkan aplikasi sebelum suatu aksi atau proses diselesaikan, cukup Krusial kan?
Berikan Metode Buat Membalikkan Aksi
Kalau pada aplikasi Terdapat suatu perubahan yang Tak sebenarnya boleh dikembalikan ke semula, maka berikan jalannya kepada pengguna.
Contohnya seperti gambar di Rendah, setelah kita mengarsipkan akun, kita Tetap Bisa memulihkan akun tersebut setelahnya.
Dengan begitu, kalau Rupanya keputusan kita mengarsipkan akun itu salah, kita Bisa mudah mengembalikan akunnya seperti semula.
Lihat Perspektif Pengguna
Meskipun kita sudah memberikan usaha terbaik menerapkan apa yang disebutkan di atas, tentu Tak cukup Kalau kita belum dengar kata “puas” dari pengguna aplikasi secara langsung.
Jadi, jangan lupa Buat mendengarkan apa kata pengguna, Bagus itu melalui wawancara ke pengguna langsung, maupun melalui review yang yang diberikan di sosial media, Play/App Store, dan lain-lain.