Akademi Manajemen Informatika

Evolusi USB

Sumber: Freepik

Sandidharma.ac.id – Seandainya hidup ini hanya tentang colokan dan kabel, USB (Universal Serial Bus) adalah bintang Istimewa yang menyatukan semuanya. Bayangkan, dulu kita harus berjibaku dengan bertumpuk-tumpuk port Demi menghubungkan mouse, printer, dan flashdisk. Ribet, kan? Untungnya, sejak akhir 1990-an, sekelompok raksasa teknologi bersatu padu menciptakan standar koneksi serbaguna yang kemudian melejit jadi andalan di seluruh penjuru dunia.

Baca juga: Mengapa iPhone 16 Lagi Menggunakan USB 2.0 yang Berusia Dua Dasa warsa?

Awal Mula: Lahirnya Standar Universal (1995–1998)

Pada 1995, Intel, Microsoft, IBM, Compaq, NEC, DEC, dan Nortel membentuk aliansi demi satu tujuan: satu port Demi segala kebutuhan. Dipimpin Ajay Bhatt dari Intel, tim ini merumuskan spesifikasi USB 1.0 yang meluncur tahun 1996. Kecepatannya? “Sekadar” 1,5 Mbps (low speed) dan 12 Mbps (full speed). Terbukti belum cukup menggoda pasar, USB 1.0 nyaris tak terdengar gaungnya.

Setahun kemudian, USB 1.1 hadir dengan perbaikan kompatibilitas dan stabilitas. Akhirnya, para produsen komputer mulai memasang port USB di mesin mereka, membuka jalan bagi era baru konektivitas plug-and-play.

Lompatan Performa: USB 2.0 dan Mini Connector (2000–2007)

READ  Ketika Harus Tambah Freon AC? Simak di Sini!

Tahun 2000 jadi titik balik. USB 2.0 membawa lonjakan drastis ke 480 Mbps, memungkinkan pindah file video dan backup data kilat. Tak hanya data, USB 2.0 juga mengenalkan kemampuan “ngisi daya” perangkat, cikal bakal power bank kelak.

Dengan standar baru datang konektor yang lebih kecil: Mini-A dan Mini-B. Smartphone dan kamera digital pun mulai mengandalkan port ini. Pada 2007, muncul Tengah Micro-A, Micro-B, dan Micro-AB yang lebih mungil, lebih pas di perangkat genggam. Plus, USB On-The-Go (OTG) memungkinkan dua gadget, katakanlah HP dan flashdisk, langsung bertukar data tanpa komputer.

Era SuperSpeed: USB 3.0 hingga USB 3.2 (2008–2017)

Kecepatan bicara dunia digital Maju memanas, hingga muncul USB 3.0 pada 2008. Dengan branding “SuperSpeed”, transfer Dapat menembus 5 Gbps. Hebatnya, backward-compatible: kabel USB 3.0 tetap Dapat dipakai di port USB 2.0 (meski kecepatannya dibatasi).

Di tahun berikutnya, pembentukan USB Implementers Lembaga (USB-IF) memastikan standar ini dirawat konsisten. USB 3.1 (2013) memperkenalkan varian Gen 2 berkecepatan 10 Gbps (“SuperSpeed+”). Dan pada 2017, USB 3.2 memanfaatkan dua jalur data di konektor USB-C Demi ngebut hingga 20 Gbps.

READ  Google Siapkan Mode Desktop Android, Siap Tantang Samsung DeX?

Revolusi Konektor: Munculnya USB Type-C (2014)

Lelah bolak-balik pasang kabel terbalik? USB-C menjawab soal itu. Reversible, dengan kata lain bahwa Dapat dipasang bolak-balik, lebih ramping, dan terintegrasi Demi data, video, serta daya. MacBook modern pun hanya mengandalkan USB-C. Bukan sekadar port, USB-C adalah simbol fleksibilitas masa depan.

Puncak Kecepatan: USB4 dan USB4 2.0 (2019–2022)

Bersandar pada Thunderbolt 3, USB4 debut pada 2019 dengan kecepatan hingga 40 Gbps, sekaligus dukung multi-stream video dan power delivery. Lampau pada 2022, USB4 2.0 hadir dengan “quad-lane” lewat USB-C, memuntahkan data 80 Gbps, tercepat dalam sejarah USB.

Kenapa USB Bertahan & Hidup Maju?

  1. Plug-and-Play: Colok, Guna, cabut tanpa repot.

  2. Hot-Swappable: Ganti perangkat tanpa restart.

  3. Backward Compatibility: Versi baru tetap terima kabel Lamban.

  4. Daya & Data Sekaligus: Charge ponsel Sembari Klop data.

Elemen-Elemen inilah yang Membikin USB tetap relevan, meski kita sudah melewati berbagai tren konektor sepanjang dua Dasa warsa terakhir.

Pandangan ke Depan: Apa Selanjutnya?

Seiring berkembangnya AI, VR/AR, dan Internet of Things, kebutuhan bandwidth dan fleksibilitas port makin tinggi. USB tak hanya akan dipakai di laptop dan HP, tapi juga di robot, wearable, dan perangkat edge computing. Kecepatan mungkin akan menembus 100 Gbps, daya yang Dapat dialirkan bakal semakin besar, dan bentuk konektornya Dapat makin mini.

READ  Alternatif Mesin Pencari Selain Google Search

Baca juga: AirPods 4 Rilis: Fitur ANC, Adaptive Audio, dan USB-C Demi Pasar Indonesia?

Kilas Balik dan Hikmah

Dari 12 Mbps ke 80 Gbps dalam kuartal abad, evolusi USB menegaskan bagaimana kolaborasi industri, seperti Intel, Microsoft, IBM, dan Sahabat-Sahabat, menghasilkan standar universal yang berdampak Mendunia. USB bukan sekadar kabel: ia adalah bukti Ciptaan berkelanjutan, yang memudahkan jutaan orang setiap hari.

Jadi, lain kali Ketika Anda mencolok flashdisk ke laptop atau mengisi daya ponsel, ingatlah bahwa di balik konektor sederhana itu, Terdapat kisah panjang para insinyur yang merajut kemudahan dunia digital. Dan perjalanan USB belum usai; ia akan Maju berevolusi Demi menjawab tantangan teknologi masa depan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)