Akademi Manajemen Informatika

Black Box Testing atau Behavioral Testing adalah uji coba yang dilakukan pada sebuah software Demi mengetahui hasil input dan outputnya. 

Dalam membangun sebuah software atau perangkat lunak, umumnya akan Eksis beberapa masalah yang ditemukan Demi awal peluncurannya. Masalah-masalah tersebut umumnya berupa hasil output atau hasil input pada software tersebut.

Software yang Mempunyai masalah tersebut akan berdampak pada operasionalnya. Sehingga diperlukan sebuah uji coba sebelum peluncuran perangkat lunak tersebut. Umumnya perangkat lunak yang akan diluncurkan akan diuji melalui beberapa tahapan.

Salah satu tahapan pada uji coba tersebut adalah dengan menggunakan metode Black Box Testing.

Uji coba ini sangat Krusial bagi sebuah software karena bertujuan Demi mengetahui apakah sistem pada software berjalan dengan Bagus atau Kagak.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan terkait pengertian dan definisi dari black box testing beserta Metode kerja dan delapan teknik uji coba black box testing pada suatu software yang akan diluncurkan.

Pengertian Black Box Testing

Black Box Testing atau juga dikenal sebagai Behavioral Testing adalah salah satu jenis tahapan uji coba pada software yang menguji performa input dan output software dengan mengamatinya tanpa mengetahui struktur kode yang Eksis pada software tersebut.

Fase black box testing
Fase dalam black box testing.

Pengujian ini masuk pada kategori pengujian tahap akhir pada sebuah software Demi mengetahui apakah software tersebut berjalan dengan Bagus atau Kagak. Sehingga software dapat diluncurkan dengan Terjamin tanpa Eksis gangguan yang bersifat fatal pada sistemnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa black box testing adalah sebuah tahap pengujian software tanpa detail dari struktur dan kode pemrograman dari software tersebut.

Black box testing adalah pengujian software yang meninjau luaran dari software saja.

Seperti namanya, black box testing menguji sebuah software dengan mengibaratkan software tersebut sebagai “kotak hitam” yang hanya Mempunyai esensi pada hasil luaran dan inputnya saja. Eksis tiga jenis tipe black box testing yang Biasa digunakan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Tes fungsional

Tes fungsional akan mengecek dan meninjau fungsi suatu software yang diuji. Seperti mengecek performa dan fitur-fitur yang tersedia pada software tersebut. Pengujian jenis ini juga Berfaedah Demi menjaga sistem keamanan software yang diuji.

Misalkan seorang penguji akan menguji fitur login pada software yang diuji, maka penguji akan Membangun username dan password yang sesuai dan Dapat dimengerti oleh bahasa pemrograman software tersebut.

READ  Apa itu Cryptocurrency? Yuk Ketahui Metode Kerjanya!

2. Tes Non-fungsional

Tes non-fungsional berfungsi Demi meninjau fitur tambahan pada software. Tujuannya agar penguji mengetahui apakah aplikasi sudah optimal atau belum. Semisal Eksis fitur tambahan tersebut yang belum berjalan dengan Bagus, maka software tersebut belum optimal meskipun sudah berjalan dengan Bagus.

3. Tes Regresi

Tes regresi berfungsi Demi meninjau apakah Eksis downgrade atau kemunduran pada sistem yang telah diupgrade atau diperbarui. Sehingga versi terbaru sebuah software akan diperbaiki lebih lanjut apabila penguji menemukan kesalahan pada beberapa fitur yang dianggap “mundur”.

Kelebihan Black Box Testing

  • Developer Serempak penguji Dapat bekerja sama tanpa harus mengganggu aktivitas pekerjaan Penting masing-masing.
  • Kagak perlu pengetahuan teknis seputar bahasa pemrograman.
  • Testing dilakukan sesuai perspektif pengguna, hasilnya Dapat membantu menemukan berbagai inkonsistensi pada aplikasi terkait.
  • Penguji sudah Kagak perlu Kembali cek structured code.

Kekurangan Black Box Testing

  • Demi Eksis kesalahan, maka pengujian perlu diulang oleh programmer atau sumber daya lainnya Kembali
  • Penguji di blackbox testing Kagak Mempunyai background teknis, maka kesalahan yang tak terdeteksi dapat saja terjadi. Salah satu alasannya karena kurang teliti.
  • Sebagian back-end sama sekali Kagak diuji.

Perbedaan Black Box dan White Box Testing

Eksis beberapa perbedaan antara black box testing dengan white box testing. Uji coba dalam black box testing mengacu pada pengujian fungsionalitas aplikasi yang telah dikembangkan, sedangkan uji coba dalam white box testing lebih berfokus pada pengujian struktur internal.

Seperti source code, tujuan keduanya berbeda, tetapi uji coba dalam black box testing menguji fungsionalitas apakah sesuai dengan ketentuan yang terkait atau Kagak.

Sedangkan, setelah white box testing selesai, ini difokuskan pada perspektif end-user. White box testing dilakukan Demi mengetahui apakah struktur aplikasi sudah sesuai dengan tujuan. Tes ini kadang-kadang membutuhkan waktu yang lebih Pelan Demi memastikan bahwa seluruh komponen sesuai.

Metode Kerja Black Box Testing

Dalam black box testing, Eksis beberapa Metode yang dapat dilakukan oleh penguji dalam melakukannya. Berikut adalah Metode kerja dan langkah-langkah yang Biasa dilakukan dalam black box testing.

1. Memahami spesifikasi software yang diuji

Sebelum melakukan pengujian, seorang penguji harus memastikan bahwa software yang akan diuji sudah diketahui spesifikasinya dan fungsinya Demi nanti diluncurkan. Penguji juga harus memahami fitur-fitur yang Semestinya Eksis atau Kagak Eksis pada software tersebut.

READ  Pengertian, Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangan

2. Menentukan input software yang diuji

Setelah memahami spesifikasi software yang diuji, seorang penguji akan dituntut Demi mencari dan menentukan input yang akan diamati pada software tersebut. Input yang dimaksud adalah fitur-fitur atau luaran sistem aplikasi yang akan diuji.

3. Menentukan output software yang diuji

Dekat sama seperti input, output sebuah software akan diuji oleh penguji umumnya akan dipilih terlebih dahulu. Sehingga anda dapat merubah atau mengevaluasi output atau fungsi dari software tersebut.

4. Melakukan seleksi terhadap input

Melalui beberapa input yang sudah dianalisa dan diseleksi, penguji akan melakukan simulasi buatan atau test case. Melalui test case ini, seorang penguji akan memasukkan input yang salah Demi mengetahui apakah output yang dihasilkan sesuai dengan analisa sebelumnya atau Kagak.

5. Melakukan proses pengujian pada software

Pengujian adalah tahap puncak pada pengujian black box testing. Pengujian ini umumnya berupa simulasi buatan. Simulasi buatan ini nantinya akan diujikan sesuai dengan input-input terpilih tadi yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Sehingga hasil dari pengujian tetap berdasar pada input yang ditentukan.

6. Mengevaluasi hasil pengujian software

Hasil pengujian ini nantinya akan menjadi bahan Penilaian Demi pengembangan software kedepannya. Sebuah software yang sudah melewati tahap pengujian nantinya akan ditinjau kembali apakah akan dikembangkan Kembali, diluncurkan, atau Eksis beberapa fitur pada software tersebut yang harus diperbaiki.

Teknik Black Box Testing

Eksis delapan jenis teknik pada black box testing yang Biasa digunakan. Berikut adalah delapan teknik black box testing tersebut.

1. All-pair Testing

Tes ini akan menguji keseluruhan data diskrit kombinasi yang memungkinkan. Eksis pun data diskrit itu merupakan data dengan nilai terbatas dan Niscaya, Dapat berbentuk bilangan ganjil atau bulat. 

Metode kombinasi tersebut digunakan Demi uji aplikasi dengan input centang, tombol radio, kotak teks, kotak daftar, dan berbagai input lain sebagainya.

2. Decision Table

Teknik selanjutnya Demi black box testing adalah decision table. Decision table dilakukan dengan memakai pendekatan sistematis, kombinasi input akan dirangkum dalam tabel. Teknik decision table ideal Demi tes fungsi dengan Rekanan logis lebih dari satu input.

Contohnya misal Ingin masuk ke Tiktok, sebelumnya diminta input kata sandi dan e-mail yang sudah disimpan Tiktok. Kalau kita menginput data-data ini dengan Betul, akan diarahkan ke Beranda. Tapi kalau Andin salah, tetap Eksis pada halaman masuk / login

READ  Syntax adalah: Penjelasan, Fungsi, dan Teladan

3. Equivalence Partitioning 

Equivalence partitioning merupakan teknik black box testing yang membagi data ke dua bagian (data input), nilai yang valid dan Kagak valid atau invalid. 

Pengujian equivalence partitioning dilakukan secara terpisah. Bagian-bagian tersebut perlu menunjukkan perilaku serupa agar pengujian ini berhasil.

4. Boundary Value 

Selanjutnya Eksis boundary value, uji error ini dilakukan Demi nilai batas Dasar & atas variabel. Teladan variabel nilai ulangan, minimumnya 70 dan 100 sebagai batas atasnya. 

Teknik seperti ini dipakai karena Eksis banyak aplikasi dengan masalah nilai batas, tapi yang paling sering adalah permasalahan batas atasnya.  

5. State Transition 

Kegunaan teknik state transition pada black box testing adalah mencari Paham fungsi software Pandai bekerja kalau mendapatkan input berbeda. Keadaan output pada sistem Dapat saja berubah tergantung kondisi terkait. 

Uji atau teknik state transition dipakai pada aplikasi dengan hasil percobaan tertentu dalam mengakses aplikasi. Contohnya dapat ditemukan Demi pengguna keliru memasukkan PIN berkali-kali, output-nya Adalah pemblokiran PIN secara sendirinya.

6. Cause-Effect 

Cause-effect merupakan teknik black box testing yang menggunakan grafik dalam penggambaran Rekanan Dampak dan penyebab error. 

7. Error Guessing 

Pada Metode kerja teknik black box testing satu ini, dilakukan identifikasi error Demi aplikasi yang didasarkan kepada pengetahuan dan pengalaman pihak penguji. 

8. Use Case 

Teknik black box testing selanjutnya Adalah Use Case atau simulasi penggunaan Kegunaannya Adalah menguji tiap fungsi software, caranya dengan menjalankan sistem terkait mulai tahap awal Tiba yang paling akhir. 

Demikian penjelasan terkait pengertian black box testing, kelebihan dan kekurangannya, Metode kerja black box testing, hingga delapan teknik black box testing yang sering digunakan selama pengujiannya. Black box testing sangat Krusial bagi pengoperasian sebuah perangkat lunak atau software.

Black box testing dapat mempermudah proses pengembangan suatu software dengan meninjau dan mengecek kembali apakah Eksis masalah pada software tersebut sebelum dikembangkan atau diluncurkan. Sehingga sangat cocok Demi sebuah aplikasi yang akan dibuat atau akan di-upgrade.

Sandi Dharma membuka jasa pembuatan aplikasi berbasis website dan aplikasi berbasis android. Kami melakukan tahap black box testing pada setiap aplikasi yang kami buat. Hubungi kami Demi informasi lebih lanjut.