Akademi Manajemen Informatika

Dalam beberapa waktu terakhir, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi pendekatan microservices Demi meningkatkan layanan kepada konsumen. 

Berbeda dengan arsitektur monolith yang sering kali Mempunyai keterbatasan, pendekatan ini memungkinkan pengembangan perangkat lunak menjadi lebih Luwes dan agile

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan microservices? Bagaimana konsep ini berbeda dari monolitik? Mari simak penjelasan terkait pendekatan ini!

Apa itu Microservices?

Microservices adalah arsitektur pengembangan perangkat lunak yang membagi aplikasi besar menjadi unit-unit layanan kecil yang bekerja secara Independen. 

Misalnya, aplikasi Grab Mempunyai layanan terpisah seperti GrabCar, GrabPay, dan GrabFood

Setiap unit Mempunyai peran dan fungsinya sendiri, Tetapi tetap terhubung satu sama lain melalui application programming interface Demi menuju tujuan yang sama. 

Secara sederhana, konsep ini memungkinkan pengelolaan berbagai layanan dalam satu aplikasi Penting. 

Pengelolaan spesifik ini memberikan fleksibilitas bagi developer Demi mengembangkan, memperbarui, dan mengimplementasikan setiap layanan secara Independen. 

Dengan arsitektur ini, kebutuhan seperti bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan dapat disesuaikan Demi setiap layanan.

Perbedaan Monolith dan Microservices

Monolithic vs microservices 11zon
Perbedaan monolith vs microservices (Foto: Redhat)

Seperti dijelaskan sebelumnya, arsitektur microservices berbeda dari monolith

READ  Mengenal Sitemap Beserta 7 Kelebihan & Langkah Kerjanya

Dalam arsitektur monolitik, Segala proses tergabung dalam satu layanan besar sehingga perubahan pada satu proses dapat memengaruhi proses lainnya.

Hal ini menambah kompleksitas bagi developer ketika Ingin mengubah fitur atau melakukan eksperimen.

Dengan microservices, setiap layanan dapat dikelola secara Independen sehingga perubahan dapat dilakukan secara Luwes. 

Perbedaan mendetail antara arsitektur monolitik dan microservices dapat dilihat dalam tabel berikut.

Aspek Monolitik Microservices
Struktur Tergabung dalam satu aplikasi besar. Dipecah menjadi layanan-layanan kecil.
Skalabilitas Sulit karena keseluruhan aplikasi harus di-scale secara bersamaan.  Mudah karena dapat dilakukan secara individu. 
Pengembangan Memerlukan koordinasi antara tim.  Memungkinkan secara Segera & Konsentrasi.
Pemeliharaan Rumit karena perubahan di satu bagian dapat berdampak. Mudah dilakukan karena Kagak mempengaruhi layanan lainnya.
Resiko Kegagalan Risiko kegagalan tinggi. Risiko dan Dampak kegagalan Kagak berpengaruh ke bagian lain. 
Penggunaan Teknologi Terbatas pada satu stack teknologi karena berbagi infrastruktur. Setiap layanan dapat menggunakan teknologi sesuai fungsinya.
Biaya Sewa Server Lebih ekonomis Demi aplikasi kecil, tetapi mahal Demi aplikasi besar.  Biaya sewa server dapat lebih efisien, karena layanan dikelola secara terpisah.
Kecepatan Pemrosesan Permintaan Lebih Lamban karena Segala layanan harus berfungsi dalam satu aplikasi. Lebih Segera karena layanan ditangani secara bersamaan dan terpisah.
Perbedaan Monolith dan Microservices

Tanda khas Microservices

1. Terdiri dari Banyak Komponen Independen

Microservices membagi perangkat lunak menjadi beberapa layanan kecil yang Dapat dikembangkan, dikerahkan, dan diperbarui secara Independen. 

READ  Apa itu Session Hijacking dan Bagaimana Langkah Kerjanya?

Hal ini memungkinkan perubahan pada satu layanan tanpa mengganggu keseluruhan aplikasi.

2. Terspesialisasi Demi Memenuhi Kebutuhan Bisnis

Arsitektur microservices dirancang Demi membantu perusahaan mencapai kebutuhan bisnis dengan menyediakan layanan-layanan yang optimal. 

Kagak hanya berfokus pada aspek teknis dan pengembangan produk, arsitektur ini juga memungkinkan pembagian tim dengan Konsentrasi berbeda. 

Dengan tim Spesifik Demi setiap layanan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas.

3. Bisa Beradaptasi Demi Bisnis Modern

Bisnis digital bersifat Luwes dan Segera berubah. Dalam lingkungan seperti ini, kemampuan adaptasi menjadi krusial. 

Kagak seperti model monolitik yang lebih tradisional, microservices memungkinkan tim Demi Konsentrasi pada layanan tertentu dan mengimplementasikan Penemuan yang relevan dengan kebutuhan konsumen.

4. Mengurangi Risiko Kegagalan Aplikasi

Apabila salah satu layanan mengalami kegagalan, dampaknya Kagak langsung merambat ke seluruh aplikasi. 

READ  Apa itu Audit Internal? Ketahui Tugas dan Besar Gajinya!

Dengan adanya isolasi kegagalan, layanan lain tetap beroperasi sehingga stabilitas aplikasi secara keseluruhan terjaga.

5. Proses Routing Sederhana

Komunikasi antara layanan dalam arsitektur microservices bersifat langsung dan Kagak rumit. 

Setiap layanan Mempunyai application programming interface sebagai pintu gerbang Demi interaksi. 

Ketika satu layanan memerlukan data atau fungsi dari layanan lain, developer Dapat langsung melakukan panggilan API.

6. Dapat Berjalan Independen dan Bersifat Desentralisasi

Dalam microservices, pengambilan keputusan dan manajemen data berlangsung secara desentralisasi.

Setiap layanan Mempunyai kebebasan menggunakan database atau sistem manajemen data sesuai dengan kebutuhan spesifiknya. 

Kondisi tersebut memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan informasi.

7. Berkembang dan Bersifat Evolusioner

Microservices memungkinkan setiap komponen Demi berkembang sesuai kebutuhan pengguna.

Sebagai Teladan, YouTube awalnya hanya menyediakan layanan video, Tetapi kini mengembangkan fitur seperti YouTube Shorts Demi memperluas Kesempatan monetisasi. 

Dengan arsitektur microservices, pengembangan fitur baru seperti ini lebih mudah dan lebih Ekonomis biaya dibandingkan arsitektur monolitik.

Kelebihan dan Kekurangan Microservices

Arsitektur ini Mempunyai sisi positif yang membuatnya Terkenal dalam pengembangan aplikasi modern. 

Meskipun demikian, terdapat pula kekurangan yang perlu dipertimbangkan agar pengimplementasiannya menjadi efektif dan efisien.

Kelebihan  Kekurangan
Bebas Memilih Teknologi
Setiap layanan dapat menggunakan bahasa pemrograman, database, atau alat yang berbeda.
Leluasa Demi Upgrade
Upgrade dapat dilakukan pada satu layanan tanpa mengganggu yang lain.
Maintenance Lebih Mudah
Layanan terpisah memudahkan proses perawatan dan perbaikan sehingga downtime lebih sedikit.
Modularitas Tinggi
Setiap layanan berdiri sendiri sehingga mudah dikembangkan, dikelola, dan diganti.
Skalabilitas
Masing-masing layanan dapat diskalakan secara Independen Demi memebuhi kebutuhan spesifik.
Ketahanan Sistem
Apabila satu layanan gagal, layanan lain tetap beroperasi normal.
Pendekatan DevOps dan Agile
Arsitektur ini mendukung praktik DevOps dan Agile Demi pengembangan yang lebih Segera dan Luwes.
Adaptasi Segera ke Kebutuhan Bisnis
Konsep ini memudahkan perubahan Demi merespon pasar.
Kompleksitas Tinggi
Pengelolaan berbagai layanan terdistribusi memerlukan manajemen yang rumit.
Biaya Infrastruktur Tinggi
Infrastruktur pendekatan ini membutuhkan komponen tambahan yang meningkatkan biaya.
Pengujian Lebih Sulit
Pengujian end-to-end lebih menantang karena harus memastikan intraksi antar layanan Benar.
Overhead Operasional
Dibutuhkan sistem monitoring dan logging yang mendalam Demi memastikan fungsionalitas.
Latensi dan Komunikasi
Komunikasi antar layanan memerlukan penanganan API dan jaringan yang efisien sehingga menambah latensi dan kompleksitas.
Duplikasi Tugas
Mungkin terjadi duplikasi tugas di mana tim yang berbeda mengembangkan fungsi serupa dalam layanan yang berbeda.
Memerlukan Keahlian Spesifik
Arsitektur ini memerlukan tim dengan keahlian Spesifik dalam pengembangan sistem terdistribusi.
Kesulitan dalam Mengelola Versi
Setiap layanan Mempunyai siklus rilis & kompatibilitas antar versi layanan yang perlu dipastikan.
Kelebihan serta Kekurangan Microservices

Teladan Microservices

Spotify

Tampilan aplikasi spotify yang menggunakan arsitektur microservices
Sumber: Google Play

Netflix

Tampilan aplikasi netflix yang menggunakan arsitektur layanan mikro
Sumber: Times of India

X

Tampilan aplikasi x pada sebuah handphone
Sumber: Zdnet

Airbnb

Tampilan aplikasi air bnb yang menggunakan arsitektur microservices
Sumber: News Room

Ketika Beralih ke Microservices?

Apabila bisnis Anda membutuhkan fleksibilitas tinggi dan Mempunyai tim pengembangan Spesifik, pertimbangkan Demi beralih ke arsitektur microservices. 

Arsitektur ini sangat ideal bagi bisnis yang menghadapi tuntutan Penemuan Segera dan penyesuaian berkelanjutan.

Tetapi, Kagak Segala bisnis perlu menggunakan pendekatan ini. 

Demi bisnis kecil atau startup yang baru berkembang, arsitektur monolitik tetap menjadi pilihan efektif karena strukturnya yang lebih sederhana. 

Ketika aplikasi berkembang secara skala dan kompleksitas, transisi ke microservices Dapat dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan bisnis yang semakin Luwes.

Apabila Anda mempertimbangkan Demi Membikin aplikasi Demi mendukung bisnis Anda, percayakan jasa pengembangan aplikasi web oleh Sandi Dharma. Terdapat juga jasa aplikasi dalam bentuk mobile

Lebih dari 100 perusahaan dan instansi telah mempercayakan kami Demi pemenuhan kebutuhan mereka.

Kontak kami sekarang!