Dalam tahap pengujian, sebuah software akan Berjumpa dengan jenis-jenis pengujian yang bertujuan Demi menemukan masalah-masalah yang Eksis pada software sebelum proses launching. Sehingga perlu adanya pertimbangan dalam Membikin suatu perencanaan pengujian perangkat lunak.
Metode pengujian secara white box adalah metode yang merupakan kebalikan dari black box testing dimana white box testing menguji software secara menyeluruh. Dalam artikel kali ini, penulis akan menjelaskan terkait definisi dan tahapan-tahapan white box testing.
White box testing sangat bermanfaat bagi software, terutama dalam upaya pengembangan dan koreksi sebelum launching. Berikut adalah penjelasan white box testing pada software.
Pengertian White Box Testing
White box testing atau yang dapat diartikan menjadi “pengujian kotak putih” adalah pengujian yang dilakukan Demi menguji perangkat lunak dengan Langkah menganalisa dan meneliti struktur internal dan kode dari perangkat lunak.
Lain halnya dengan black box testing yang hanya Memperhatikan hasil input dan output dari perangkat lunak, pengujian white box testing berfokus pada Aliran input dan output dari perangkat lunak.
Demi melakukan pengujian ini, penguji atau tester perlu Mempunyai kemampuan dalam memahami kode dari suatu program sehingga pengujian ini Enggak Bisa dilakukan oleh sembarang orang.
White box testing, atau juga dikenal sebagai pengujian kotak putih, adalah metode pengujian perangkat lunak yang berfokus pada struktur internal, kode, dan alur data dari sebuah program.
Berbeda dengan black box testing yang hanya Memperhatikan fungsionalitas eksternal, white box testing memerlukan pemahaman mendalam tentang kode program.
Tujuan Primer white box testing adalah Demi:
- Menemukan bug atau cacat dalam kode, seperti kesalahan logika, percabangan yang salah, dan loop yang Enggak terduga.
- Memastikan kode program memenuhi spesifikasi dan desain yang telah ditentukan.
- Meningkatkan kualitas dan keandalan perangkat lunak.
- Membantu para developer Demi memahami Langkah kerja program dan mempermudah proses debugging.
Teknik Pengujian White Box
Dari penjelasan diatas, white box testing Mempunyai banyak tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu oleh penguji. Tahapan-tahapan tersebut membentuk teknik dalam pengujian white box. Berikut adalah teknik-teknik yang Biasa dipakai.
1. Baseline Path Testing
Teknik pertama bertujuan Demi mengukur kompleksitas kode program dan menentukan alur yang dieksekusi.
2. Branch Coverage
Pengujian ini dilakukan setidaknya satu kali Demi setiap branch code.
3. Condition coverage
Adalah teknik lain, dimana tujuan dari teknik ini adalah Demi menguji seluruh kode Demi menghasilkan nilai TRUE atau FALSE. Dengan Langkah ini, tester dapat memastikan bahwa perangkat lunak dapat berfungsi dan mengeluarkan output yang sesuai dengan input pengguna.
4. Loop testing
Eksis metode lain Demi menguji loop. Pengujian wajib ini mengevaluasi berbagai perulangan dan looping yang Eksis dalam program, seperti do-while, for-while, dan while. Selain itu, pengujian ini memungkinkan Anda Demi mengevaluasi kondisi perulangan, apakah sudah berjalan dengan Betul atau Enggak.
5. Coverage Demi lebih dari satu kondisi
Berikutnya adalah cakupan berbagai kondisi. Metode ini digunakan Demi menguji seluruh set kode yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi, setidaknya satu kali, Demi memastikan bahwa perangkat lunak berjalan dengan Bagus.
6. Statement coverage
Teknik terakhir, statement coverage, digunakan setidaknya sekali Demi memeriksa setiap pernyataan dalam perangkat lunak. Pengujian ini membantu Anda menemukan kode yang salah dan memperbaikinya segera.
Kelebihan dan Kekurangan White Box Testing
White box testing dan black box testing adalah dua metode pengujian perangkat lunak yang Biasa digunakan Demi menemukan bug dan cacat. Masing-masing metode Mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, dan cocok Demi situasi yang berbeda.
1. Kelebihan White Box Testing
a) Lebih efektif dalam menemukan bug dan cacat
Dengan memahami kode program, tester dapat mengidentifikasi bug dan cacat yang mungkin Enggak terdeteksi oleh black box testing.
b) Membantu dalam debugging
Pengetahuan tentang kode program dapat membantu tester dalam melacak sumber bug dan cacat dengan lebih mudah.
c) Meningkatkan cakupan pengujian
White box testing dapat memastikan Sekalian bagian kode program telah diuji, sehingga meningkatkan cakupan pengujian.
d) Membantu dalam memahami kode program
White box testing dapat membantu para developer dan tester dalam memahami Langkah kerja program, sehingga memudahkan proses debugging dan pengembangan di masa depan.
2. Kekurangan White Box Testing
Membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam tentang kode program. Tester yang melakukan white box testing harus Mempunyai pemahaman yang mendalam tentang kode program, sehingga metode ini Enggak cocok Demi tester yang Enggak Mempunyai pengalaman programming.
a) Bisa menimbulkan bias
Tester yang melakukan white box testing mungkin Mempunyai bias terhadap kode program, sehingga dapat melewatkan bug dan cacat.
b) Membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak
White box testing membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan black box testing, karena membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kode program.
Perbedaan White Box Testing dan Black Box Testing
White box testing, juga dikenal sebagai pengujian kotak putih, berfokus pada struktur internal, kode, dan alur data program. Tester white box harus Mempunyai pemahaman yang mendalam tentang kode Demi merancang kasus uji yang efektif. Metode ini memungkinkan tester Demi menemukan bug dan cacat yang kompleks, seperti kesalahan logika dan percabangan yang salah.
Black box testing, di sisi lain, Enggak memerlukan pengetahuan tentang kode. Tester black box hanya Memperhatikan fungsionalitas eksternal dan perilaku program. Metode ini melibatkan pembuatan kasus uji berdasarkan spesifikasi program. Black box testing efektif Demi menemukan bug dan cacat yang terkait dengan fungsionalitas program, seperti bug antarmuka pengguna dan bug integrasi.
Perbedaan Primer antara white box testing dan black box testing adalah:
- Pengetahuan kode: White box testing membutuhkan pengetahuan kode yang mendalam, sedangkan black box testing Enggak.
- Pusat perhatian: White box testing berfokus pada struktur internal program, sedangkan black box testing berfokus pada fungsionalitas eksternal.
- Teknik pengujian: White box testing menggunakan teknik seperti cakupan kode dan pengujian jalur, sedangkan black box testing menggunakan teknik seperti analisis kasus uji dan pengujian tabel keputusan.
- Efektivitas: White box testing lebih efektif dalam menemukan bug dan cacat yang kompleks, sedangkan black box testing lebih efektif dalam menemukan bug dan cacat yang terkait dengan fungsionalitas program.
Demikian penjelasan terkait white box testing mulai dari definisi, teknik yang digunakan, fungsi, hingga perbedaannya dengan black box testing. White box testing Berfaedah dalam menyelidiki apakah Eksis kecacatan pada software yang akan rilis seperti glitch atau bug.
Dalam hal ini, Sandi Dharma menyediakan jasa pembuatan aplikasi berbasis web dan aplikasi mobile custom yang sudah melewati tahap white box testing. Kami menjamin setiap aplikasi yang kami buat lolos pengujian ini dan tanpa bug atau glitch. Hubungi kami Demi informasi lebih lanjut.